Minggu, 22 Mei 2011

Kelinci Putih

Kelinci putih itu bernama chiko,chiko hidup sebatang kara,tak ber ibu dan juga tak ada saudara.Chiko mendambakan seorang teman yang bisa mendengarkan keluh kesahnya.Kemudian tanpa di sengaja di bertemu dengan se ekor ular yang besar yang siap memangsanya, ular itu lapar sampai matanya keliatan sangat bernafsu untuk dapat dan cepat melahap chiko,dalam pikirannya si ular yang bernama Brian itu sudah membayangkan nikmatnya daging chiko..

Chiko pun ketakutan lalu dia berlari dan bersembunyi di balik batang pohon yang sudah roboh karena di makan usia dan berlumut. Brian terus mencari tapi tak pernah menemukan Chiko.

Ternyata chiko bersembunyi di balik besarnya badan Bimo yang kebetulan sedang duduk santai di pohon yang tumbang itu. Bimo adalah anak gajah yang baik hati.Brian pun urung memangsa Chiko.Merekapun berkenalan Bimo sangat iba melihat chiko yang selau jadi mangsa empuk para predator.Dan merekapun berteman.

Kemudian chiko di perkenalkan pada orang tua Bimo,semenjak itu Chiko selalu mengikuti kemana Bimo pergi dan mereka pun hidup bahagia.

Sabtu, 07 Mei 2011

KEMATIAN YANG SIA -SIA SI PAHIT LIDAH DAN SI MATA EMPAT

Alkisah di jaman itu, si Mata Empat dan si Pahit Lidah adalah ada dua jawara yang sangat disegani oleh lawan-lawannya. Karena saling penasaran dengan kesaktian masing-masing, si Pahit Lidah dan si Mata Empat memutuskan untuk menguji kesaktian mencari siapa yang paling sakti

Bukan dengan cara berantem bertanding, melainkan dengan cara tidur menelungkup dibawah rumpun bunga aren. siapa yang mampu menghindari terjangan bunga aren maka dialah yang akan menjadi pemenang. si Mata Empat menjadi yang pertama menjalani ujian. Dia tidur menelungkup dibawah rumpun bunga aren, dan si Pahit Lidah yang bertugas memotong bunga aren. Bunga aren pun deras berjatuhan ke bawah, namun semua dapat dihindari oleh si Mata Empat.

Si Mata Empat dengan mudah menghindari bunga aren yang berat dan lebat yang terus menghujam kebawah. Ini dikarenakan si Mata Empat memiliki dua mata tambahan di bagian belakang kepalanya. sehingga bukan perkara sulit untuk dia menghindari bunga aren.

Tibalah giliran si Pahit Lidah yang menelungkup tidur di bawah gugusan bunga aren, dan bergantian si Mata Empat yang memanjat pohon dan memotong bunga aren. Gugusan bunga yang berat itupun menghujam tubuh si Pahit Lidah. Ia pun tewas.

Sekarang kemenangan berada ditangan Si Mata Empat. Ia menjadi jawara yang paling sakti. Namun ia masih diliputi rasa penasaran. dibenaknya terus berfikir "benarkah si Pahit Lidah ini dijuluki begitu karena lidahnya pahit?". Atas rasa penasaran itu, si Mata Empat menyentuhkan jarinya ke mulut si Pahit Lidah sehingga mengenai liur si Pahit Lidah. Setelah itu si Mata Empat pun mengisap jarinya.

Ternyata rasa penasarannya tadi telah membawa dia ke kematian. Ya, karena ternyata air liur si Pahit Lidah mengandung racun. Duo jawara ini pun mati dalam waktu yang hampir berbarengan.

PUTRI CINDERELLA

Pada zaman dahulu kala,ada seorang gadis yang baik hati bernama Cinderella.Dia sangat baik hati dan cantik.tetapi sayang,ayahnya telah meninggal dunia.dan sepeninggal ayahnya ia tinggal bersama ibu dan saudara tirinya.setiap hari ia disiksa,dengan cara disuruh mencuci piring,mengepel lantai dan melayani mereka.Walaupun begitu Cinderella tetap percaya bahwa suatu hari ia akan hidup bahagia.Suatu hari,seorang pangeran ingin mencari permaisuri maka diadakanlah sebuah pesta dansa besar di istana, tetapi Cinderella tidak diijinkan untuk ikut. Tetapi, Ibu Peri datang dan menolongnya. Cinderella pun disulap menjadi seorang putri cantik. Di istana, sang pangeran jatuh cinta pada Cinderella, lalu mengajaknya berdansa. Cinderella jadi lupa, bahwa ia tak boleh pulang lebih dari jam 12, karena pada jam itu semua sihir Ibu Peri berakhir. Denting lonceng pukul 12 terdengar, dan Cinderella berlari. Tak terasa, sebelah sepatu kacanya terlepas dan tercecer di tangga istana. Sang pangeran memungutnya, dan mengumumkan barangsiapa kakinya pas dengan sepatu itu, siapapun dia, akan dia jadikan isteri. Namun, sepatu itu tidak pas di kaki siapapun yang mencobanya, termasuk 2 kakak tiri Cinderella. Cinderella lalu ikut mencoba, dan kakinya pas! Cinderella akhirnya menikah dengan Pangeran dan hidup bahagia selamanya.

Jumat, 06 Mei 2011

Perjalanan Menuju kuil agung Yamato

Jimmy Jenkins Jr bukan petualang, pengembara, atau pelopor. Jauh dari itu, Jimmy telah memiliki pekerjaan yang sama, di kantor yang sama selama 15 tahun. Dia punya sekitar 2 tahun waktu liburan dibangun karena tidak pernah dia, dan maksud saya tidak pernah, berjalan di manapun, bahkan ke Pantai selama sehari di bawah sinar matahari. Dia bekerja sangat keras, adalah seorang dosen damai, tetapi single, 39 tahun, dan membosankan. Boring adalah nama tengah orang ini. Saya tidak berpikir dia punya hobi dan dia tidak pernah memiliki sesuatu yang menarik untuk mengatakan, hanya berbasa-basi, dan pidato kerja wajib. Aku ingin memecahkan shell pria ini monoton dan blandness, tapi bagaimana?

Anda lihat aku kebalikan lengkap untuk Jimmy, antitesis, dan yin untuk Yang nya, hitam ke putih. Aku hidup untuk kegembiraan. Saya tinggal untuk bepergian. Pantai, festival, treks, makanan asing, budaya, alam, tempat bersejarah, dan berbelanja di tanah asing adalah apa yang membuat dijalankan darah saya, roh saya terbang, dan hati saya berdetak lebih cepat dari kecepatan cahaya. Aku hanya harus bangun orang ini dari keberadaannya statis, stagnan. Maksud saya tidak ada yang diketahui tentang orang ini, semuanya tepat di wajah Anda, di tempat terbuka.

Nah, sebelum saya mulai saya "tantangan shell Jimmy Crack", aku lebih banyak hal penting untuk dilakukan, seperti segera keluar dari sana. La terkenal Tomatino Festival di Spanyol yang akan terjadi dan aku harus terorganisir yang kokoh perjalanan saya di Internet. Ini benar-benar menakjubkan jumlah informasi dan membantu Anda bisa mendapatkan dari semua situs web perjalanan. Saya ingin menjadi terorganisir dan siap menghadapi semua kemungkinan yang mungkin terjadi. udara saya tiket dan hotel yang dipesan terlebih dahulu, dan aku semua 'jus' di visa, mata uang, dan transportasi dari Net (kereta api dari Valencia untuk Buñol-$ 3,00!). Saya sudah dicetak dari peta kota dan kota, mendapat daftar dari semua atraksi terkenal, hiburan malam, dan restoran terbaik bagi yang mengalami paella otentik.

Jadi, festival mingguan dalam gerakan penuh dan saya memiliki waktu hidup saya. Perasaan kegembiraan yang akan datang adalah meresapi udara saat semua orang sedang bersiap-siap untuk puncak dari perjuangan-festival makanan terbesar di dunia. 125 ton tomat untuk diubah menjadi kecap manusia hanya dalam dua jam! Tidak ada yang tahu persis mengapa tradisi dimulai kembali di tahun 1950, tetapi telah menjadi sedikit kesempatan keagamaan bagi mereka yang menyembah Kuil Tomat Besar, nah, itu sebenarnya Kristen. Tidak terlalu menjadi masalah bagi saya, saya hanya ingin menjadi bagian dari kekacauan-aku bahkan memakai baju putih. Orang mengatakan ini merupakan upaya metaforis di bunuh diri, tapi aku selalu Facebook tantangan!

Di sini kita pergi! Pertempuran dimulai. Udara berubah merah, mengamuk orang pergi di puncak kegembiraan. Tampaknya setelan putih bukan ide terbaik. Aku dipalu. Total penumbukan. Aku merasa seperti angin telah terlempar dari saya sebagai tomat terintegrasi itu sendiri ke dalam jiwaku.Aku berbaring di tanah, orang-orang berlarian di sekelilingku berteriak dan menjerit dalam bahasa Spanyol. Aku mendongak melalui saus tomat menetes tebal off dari kelopak mata saya. Saat itulah pikiran saya benar-benar terpesona terlupakan, tidak pernah menjadi sama lagi. Berdiri di depan saya tersenyum, melempar segenggam tomat squished tidak lain adalah Jimmy Jenkins Jr Ia membungkuk, menatap lurus mata dan berkata,

"Richard Woodward, pertemuan mewah Anda di sini."

Aku tergagap karena terkejut, tapi tidak ada kata dipahami keluar. Entah kejutan atau tomat dalam mulut saya menciptakan masalah. Jimmy berbicara lagi, senyumnya selebar sebagai maniak tomat-gila,

"Biarkan aku membiarkan Anda dalam sedikit Richard rahasia. Aku tahu kau tidak akan memberi saya pergi. Anda lihat sobat, aku punya seorang saudara identik. Kami membuat terlihat seperti kami selalu bekerja untuk perusahaan, selalu tepat waktu, selalu ada. Namun dalam kenyataannya kita berbagi hidup satu orang dan ketika orang lain sedang bekerja, yang lainnya adalah perjalanan dunia memiliki liburan besar dan berpesta seperti gila. Benar-benar keras ketika itu giliran saya untuk pergi ke kantor dan bertindak begitu sangat membosankan dan dapat diprediksi. Keren ya? "

Dia kemudian mengangkat raksasa (apa yang tampak seperti diubah secara genetik) tomat dan berteriak sebuah berteriak suku, menghancurkan ke wajahku. Dia kemudian tertawa dan berlari ke matahari terbenam tomat-merah meninggalkan aku 'berdarah' dan bingung.

Senin, 02 Mei 2011

Asal Usul Talaga Warna


Zaman dahulu, ada sebuahkerajaaandi Jawa Barat bernama Kutatanggeuhan. Kutatanggeuhan merupakan kerajaan yang makmur dan damai. Rakyatnya hidup tenang dan sejahtera karena dipimpin oleh raja yang bijaksana. Raja Kutatanggeuhan bernama Prabu Suwartalaya dan permaisurinya bernama Ratu Purbamanah. Raja dan ratu sangant bijaksana sehingga kerjaan yang dipimpin makmur dan tenteram.
Semua sangat menyenangkan. Sayangnya, Prabu dan istrinya belum memiliki anak. Itu membuat pasangan kerajaan itu sangat sedih. Penasehat Prabu menyarankan, agar mereka mengangkat anak. Namun Prabu dan Ratu tidak setuju. “Buat kami, anak kandung adalah lebih baik dari pada anak angkat,” sahut mereka.
Ratu sering murung dan menangis. Prabu pun ikut sedih melihat istrinya. Lalu Prabu pergi ke hutan untuk bertapa. Di sana sang Prabu terus berdoa, agar dikaruniai anak. Beberapa bulan kemudian, keinginan mereka terkabul. Ratu pun mulai hamil. Seluruh rakyat di kerajaan itu senang sekali. Mereka membanjiri istana dengan hadiah.
Sembilan bulan kemudian, Ratu melahirkan seorang putri yang diberinama Gilang Rukmini . Penduduk negeri pun kembali mengirimi putri kecil itu aneka hadiah. Bayi itu tumbuh menjadi anak yang lucu. Belasan tahun kemudian, ia sudah menjadi remaja yang cantik.
Prabu dan Ratu sangat menyayangi putrinya. Mereka memberi putrinya apa pun yang dia inginkan. Namun itu membuatnya menjadi gadis yang manja. Kalau keinginannya tidak terpenuhi, gadis itu akan marah. Ia bahkan sering berkata kasar. Walaupun begitu, orangtua dan rakyat di kerajaan itu mencintainya.
Hari berlalu, Putri pun tumbuh menjadi gadis tercantik di seluruh negeri. Dalam beberapa hari, Putri akan berusia 17 tahun. Maka para penduduk di negeri itu pergi ke istana. Mereka membawa aneka hadiah yang sangat indah. Prabu mengumpulkan hadiah-hadiah yang sangat banyak itu, lalu menyimpannya dalam ruangan istana. Sewaktu-waktu, ia bisa menggunakannya untuk kepentingan rakyat.
Prabu hanya mengambil sedikit emas dan permata. Ia membawanya ke ahli perhiasan. “Tolong, buatkan kalung yang sangat indah untuk putriku,” kata Prabu. “Dengan senang hati, Yang Mulia,” sahut ahli perhiasan. Ia lalu bekerja d sebaik mungkin, dengan sepenuh hati. Ia ingin menciptakan kalung yang paling indah di dunia, karena ia sangat menyayangi Putri.
Hari ulang tahun pun tiba. Penduduk negeri berkumpul di alun-alun istana. Ketika Prabu dan Ratu datang, orang menyambutnya dengan gembira. Sambutan hangat makin terdengar, ketika Putri yang cantik jelita muncul di hadapan semua orang. Semua orang mengagumi kecantikannya.
Prabu lalu bangkit dari kursinya. Kalung yang indah sudah dipegangnya. “Putriku tercinta, hari ini aku berikan kalung ini untukmu. Kalung ini pemberian orang-orang dari penjuru negeri. Mereka sangat mencintaimu. Mereka mempersembahkan hadiah ini, karena mereka gembira melihatmu tumbuh jadi dewasa. Pakailah kalung ini, Nak,” kata Prabu.
Putri menerima kalung itu. Lalu ia melihat kalung itu sekilas. “Aku tak mau memakainya. Kalung ini jelek!” seru Putri. Kemudian ia melempar kalung itu. Kalung yang indah pun rusak. Emas dan permatanya tersebar di lantai.
Itu sungguh mengejutkan. Tak seorang pun menyangka, Putri akan berbuat seperti itu. Tak seorang pun bicara. Suasana hening. Tiba-tiba meledaklah tangis Ratu Purbamanah. Dia sangat sedih melihat kelakuan putrinya.Akhirnya semua pun meneteskan air mata, hingga istana pun basah oleh air mata mereka. Mereka terus menangis hingga air mata mereka membanjiri istana, dan tiba-tiba saja dari dalam tanah pun keluar air yang deras, makin lama makin banyak. Hingga akhirnya kerajaan Kutatanggeuhan tenggelam dan terciptalah sebuah danau yang sangat indah.
Di hari yang cerah, kita bisa melihat danau itu penuh warna yang indah dan mengagumkan. Warna itu berasal dari bayangan hutan, tanaman, bunga-bunga, dan langit di sekitar telaga. Namun orang mengatakan, warna-warna itu berasal dari kalung Putri yang tersebar di dasar telaga.

Lutung Kasarung


Cerita ini adalah versil lain dari lutung kasarung yang banyak didengar di daerah Sunda. Cerita Lutung Kasarung ini merupakan cerita versi Pasir Luhur. Tidaklah penting mana yang benar antara kedua versi tersebut, yang jelas, cerita-cerita ini untuk menghibur dan dipetik pelajarannya.
Di di jawa barat pada jaman dahulu kala ada sebuah kerajaan Hindu yang besar dan cukup kuat, yaitu berpusat di kota Bogor. Kerajaan itu adalah Kerajaan “Pajajaran”, pada saat itu raja yang memerintah yaitu Prabu Siliwangi. Beliau sudah lanjut usia dan bermaksud mengangkat Putra Mahkotanya sebagai penggantinya.
Prabu Siliwangi mempunyai tiga orang putra dan satu orang putri dari dua Permaisuri, dari permaisuri yang pertama mempunyai dua orang putra, yaitu Banyak Cotro dan Banyak Ngampar. Namun sewaktu Banyak Cotro dan Banyak Ngampar masih kecil ibunya telah meninggal.
Maka Prabu Siliwangi akhirnya kawin lagi dengan permaisuri yang kedua, yaitu Kumudaningsih. Pada waktu Dewi Kumuudangingsih diambil menjadi Permaisuri oleh Prabu Siliwangi, ia mengadakan perjanjian, bahwa jika kelak ia mempunyai putra laki-laki, maka putranyalah yang harus meggantikan menjadi raja di Pajajaran.
Dari perkawinannya dengan Dewi Kumudaningsih, Prabu Silliwangi mempunyai seorang putra dan seorang putri, yaitu: Banyak Blabur dan Dewi Pamungkas.
Pada suatu hari Prabu Siliwangi memanggil Putra Mahkotanya, Banyak Cotro dan Banyak Blabur untuk menghadap, maksudnya ialah Prabu Siliwangi akan mengangkat putranya untuk menggantikan menjadi raja di Pajajaran karena beliau sudah lajut usia.
Namun dari kedua Putra Mahkotanya belum ada yang mau diangkat menjadi raja di Pajajaran. Sebagai putra sulungnya Banyak Cokro mengajukan beberapa alasan, antara lain alasannya adalah:
·         Untuk memerintahkan Kerajaan dia belum siap, karena belum cukup ilmu.
·         Untuk memerintahkan Kerajaan seorang raja harus ada Permaisuri yang mendampinginya, sedangkan Banyak Cotro belum kawin.
Banyak Cotro mengatakan bahwa dia baru kawin kalau sudah bertemu dengan seorang putri yang parasnya mirip dengan ibunya. Oleh sebab itu Banyak Cotro meminta ijin pergi dari Kerajaan Pajajaran untuk mencari putri yang menjadi idamannya.
Kepergian Banyak Cotro dari Kerajaan Pajajaran melalui gunung Tangkuban Perahu, untuk menghadap seorang pendeta yang bertempat di sana. Pendeta itu ialah Ki Ajar Winarong, seorang Pendeta sakti dan tahu untuk mempersunting putri yang di idam-idamkannya dapat tercapai.
Namun ada beberapa syarat yang harus dilakukan dan dipenuhi oleh Banyak Cotro, yaitu harus melepas dan menaggalkan semua pakaian kebesaran dari kerajaan dengan hanya memakai pakaian rakyat biasa. Dan ia harus menyamar dengan nama samaran “Raden Kamandaka”
Setelah Raden Kamandaka berjalan berhari-hari dari Tangkuban Perahu ke arah Timur, maka sampailah Raden Kamandaka kewilayah Kadipaten Pasir Luhur.
Secara kebetulan Raden Kamandaka sampai Pasir Luhur, betemu dengan Patih Kadipaten Pasir Luhur yaitu Patih Reksonoto. Karena Patih Reksonoto sudah tua tidak mempuunyai anak, maka Raden Kamandaka akhirnya dijadikan anak angkat Patih Reksonoto merasa sangat bangga dan senang hatinya mempunyai Putra Angkat Raden Kamandaka yang gagah perkasa dan tampan, maka Patih Reksonoto sangat mencintainya.
Adapun yang memerintahkan Kadipaten Pasir Luhur adalah “Adi Pati Kanandoho”. Beliau mempunyai beberapa orang Putri dan sudah bersuami kecuali yang paling bungsu yaitu Dewi Ciptoroso yang belum bersuami. Dewi Ciptoroso inilah seorang putri yang mempunyai wajah mirip Ibu raden Kamandaka, dan Putri inilah yng sedang dicari oeh Raden Kamandaka.
Suatu kebiasaan dari Kadipaten Pasir Luhur bahwa setiap tahun mengadakan upacara menangkap ikan di kali Logawa. Pada upacara ini semua keluarga Kadipaten Pasir Luhur beserta para pembesar dan pejabatan pemerintah turut menangkap ikan di kali Logawa.
Pada waktu Patih Reksonoto pergi mengikuti upacara menangkap ikan di kali Logawa, tanpa diketahuinya Raden Kamandaka secara diam-diam telah mengikutinya dari belakang. Pada kesempatan inilah Raden Kamandaka dapat bertemu dengan Dewi Ciptoroso dan mereka berdua saling jatuh cinta
Atas permintaan dari Dewi Ciptoroso agar Raden Kamandaka pada malam harinya untuk dating menjumpai Dewi Ciptoroso di taman Kaputren Kadipaten Pasir Luhur tempat Dewi Ciptoroso berada. Benarlah pada malam harinya Raden Kamandaka dengan diam-diam tanpa ijin patih Resonoto, ia pun pergi menjumpai Dewi Ciptoroso yang sudah rindu menanti kedatangan Raden Kamandaka.
Namun keberadaan Raden Kamandaka di Taman Kaputren Bersama Dewi Ciptoroso tidak berlangsung lama. Karena tiba-tiba prajurit pengawal Kaputren mengetahui bahwa di dalam taman ada pencuri yang masuk. Hal ini kemu kemudian dilaporkan oleh Adipatih Kandandoho.
Menanggapi laporan ini, maka Adipatih sangat marah dan memerintahkan prajuritnya untuk menangkap peencuri tersebut. Karena kesaktian dan ilmu ketangkasan yang dimiliki oleh Raden Kamandaka, maka Raden Kamandaka dapat meloloskan diri dari kepungan prajurit Pasir Luhur.
Sebelum Raden Kamandaka lolos dari Taman Kaputren, ia sempat mengatakan identitasnya. Bahwa ia bernama Raden Kamandaka putra dari Patih Reksonoto.
Hal ini didengar olehh prajurit, dan melaporkan kepada Adipatih Kandandoho. Mendengar hal ini maka Patih Reksonoto pun dipanggil dan harus menyerahkan putra nya. Perintah ini dilaksanakan oleh Patih Reksonoto, walaupun dalam hatinya sangatlah berat. Sehimgga dengan siasat dari Patih Reksonoto, maka Raden Kamandaka dapat lari dan selamat dari pengejaran para prajurit.
Raden Kamandaka terjun masuk kedalam sungai dan menyelam mengikuti arus air sungai. Oleh Patih Reksonoto dan para prajurit yang mengejar, dilaporkan bahwa Raden Kamandaka dikatakan sudah mati didalam sugai. Mendengar berita ini Adipatih Kandandoho merasa lega dan puas. Nmun sebaliknya Dewi Ciptoroso yang setelah mendengar berita itu sangatlah muram dan sedih.
Sepanjang Raden Kamandaka menyelam mengikuti arus sungai bertemulah dengan seorang yang memancing di sungai. Orang tersebut bernama Rekajaya, Raden Kamandaka dan Rekajaya kemudian berteman baik dan menetap di desa Panagih. Di desa ini Raden Kamandaka diangkat anak oleh Mbok Kektosuro, seorang janda miskin di desa tersebbut.
Raden Kamandaka menjadi penggemar adu ayam. Kebetulan Mbok Reksonoto mempunyai ayam jago yang bernama “Mercu”. Pada setiap penyabungan ayam Raden Kamandaka selalu menang dalam pertandingan, maka Raden Kamandaka menjadi sangat terkenal sebagai botoh ayam.
Hal ini tersiar sampai kerajaan Pasir Luhur, mendengar hal ini Adipatih Kandadoho menjadi marah dan murka. Beliau memerintahkan prajuritnya untuk menagkap hidup atau mati Raden Kamandaka.
Pada saat itu tiba-tiba datanglah seorang pemuda tampan mengaku dirinya bernama “Silihwarni” yang akan mengabdikan diri kepada Pasir Luhur, maka ia permohonannya diterima, tetapi asalkan ia harus dapat membunuh Raden Kamandaka. Untuk membuktikannya ia harus membawa darah dan hati Raden Kamandaka.
Sebenarnya Silihwarni adalah nama samaran. Nama itu sebenarnya adalah Banyak Ngampar Putra dari kerajaan Pajajaran, yaitu adik kandung dari Raden Kamandaka.
Ia oleh ayahnya Prabu Siliwangi ditugaskan untuk mencari saudara kandungnya yang pergi sudah lama belum kembali. Untuk mengatasi gangguan dalam perjalanan, ia dibekali pusaka keris Kujang Pamungkas sebagai senjatanya. Dan dia juga menyamar dengan nama Silihwarni, dan berpakaian seperti rakyat biasa.
Karena ia mendengar berita bahwa kakak kandungnya berada di Kadipaten Pasir Luhur, maka ia pun pergi kesana. Setelah Silihwarni menerima perintah dari Adipatih, pergilah ia dengan diikuti beberapa prajurit dan anjing pelacak menuju desa Karang Luas, tempat penyabungan ayam.
Di tempat inilah mereka bertemu. Namun keduanya sudah tidak mengenal lagi. Silihwari berpakaian seperti raknyat biasa sedangkan Raden Kamandaka berpakaian sebagai botoh ayam, dan wajahnya pucat karena menahan kernduan kepada kekasihnya.
Terjadilah persabungan ayan Raden Kamandaka dan Silihwarni, dengan tanpa disadari oleh raden kamandaka tiba-tiba Silihwarni menikam pinggang Raden Kamandaka dengan keris Kujang Pamungkasnya. Karena luka goresan keris itu tersebut darahpun keluar dengan deras. Namun karena ketangkasan Raden Kamandaka, ia pun dapat lolos dari bahaya tersebut dan tempat ia dapat lolos itu dinamakan desa Brobosan, yang berarti ia dapat lolos dari bahaya.
Karena lukanya semakin deras mengeluarkan darah, maka ia pun istirahat sebentar disuatu tempat, maka tempat itu dinamakan Bancran. Larinya Raden Kamandaka terus dikejar oleh Silihwarni dan prajurit. Pada suatu tempat Raden Kamandaka dapat menangkap anjing pelacaknya dan kemudian tempat itu diberinya nama desa Karang Anjing.
Raden Kamandaka terus lari kearah timur dan sampailah pada jalan buntu dan tempat ini ia memberi nama Desa Buntu. Pada akhirnya Raden Kamandaka sampailah di sebuah Goa. Didalam Goa ini ia beristirahat dan bersembunyi dari kejaraan Silihwarni. Silihwarni yang terus mengejar setelah sampai goa ia kehilangan jejak. Kemudian Silihwarnipun dari mulut goa tersebut berseru menantang Raden Kamandaka.
Setelah mendengar tantagan Silihwarni, Raden Kamandaka pun menjawab ia mengatakan identitasnya, bahwa ia adalah putra dari kerajaan Pajajaran namanya Banyak Cotro.
Setelah itu Silihwarnipun mengatakan identitasnya bahwa ia juga putra dari Kerajaan Pajajaran, bernama Banyak Ngampar. Demikian kata-kata yang pengakuan antara Raden Kamandaka dan Silihwarni bahwa mereka adalah putra pajajaran, maka orang yang mendengar merupakan nama versi ke-2, untuk Goa Jatijajar tersebut. Kemudian mereka berdua berpeluka dan saling memaafkan.
Namun karena Silihwarni harus membawa bukti hati dan darah Raden Kamandaka, maka akhirnya anjing pelacaknya yang dipotong diambil darah dan hatinya. Dikatakan bahwa itu adalah hati dan darah Raden Kamandaka yang telah dibunuhnya.
Raden Kamandaka kemudian bertapa di dalam goa dan mendapat petunjuk, bahwa niatnya untuk mempersunting Dewi Ciptoroso akan tercapai kalau ia sudah mendapat pakaian “Lutung” dan ia disuruh supaya mendekat ke Kadipaten Pasir Luhur, yaitu supaya menetap di hutan  Batur Agung, sebelah Barat Daya dari batu Raden.
Suatu kegemaran dari Adipatih Pasir Luhur adalah berburu. Pada suatu hari Adipatih dan semua keluarganya berburu, tiba-tiba bertemulah dengan seekor lutung yang sangat besar dan jinak. Yang akhirnya di tangkaplah lutung tersebut hidup-hidup.
Sewaktu akan dibawa pulang, tiba-tiba Rekajaya datang mengaku bahwa itu adalah lutung peliharaannya, dan mengatakan beredia membantu merawatnya jika lutung itu akan dipelihara di Kadipaten. Dan permohonan itu pun dikabulkan.
Setelah sampai di kadipaten para putri berebut ingin memelihara lutung tersebut. Selama di Kadipaten lutung tersebut tidak mau dikasih makan. Oleh sebab itu akhirnya oleh Adipatih lutung tersebut disayembarakan yaitu jika ada salah seorang dari putrinya dapat memberi makan dan diterima oleh lutung tersebut maka ia lah yang akan memelihara lutung tersebut.
Ternyata makanan yang diterima oleh lutung tersebut hanyalah makanan dari Dewi Ciporoso, maka “Lutung Kasarung” itu menjadi peliharaan Dewi Ciptoroso. Pada malam hari lutung tersebut berubah wujud menjadi Raden Kamandaka. Sehingga hanya Dewi Ciptoroso yang tahu tentang hal tersebut. Pada siang hari ia berubah menjadi lutung lagi. Maka keadaan Dewi kini menjadi sangat gembira dan bahagia, yang selalu ditemani lutung kasarung.
Alkisah pada suatu hari raden dari Nusa Kambangan Prabu Pule Bahas menyuruh Patihnya untuk meminang Putri Bungsu Kadipaten Pasir Luhur Dewi Ciptoroso dan mengancam apabila pinangannya ditolak ia akan menghancurkan Kadipaten Pasir Luhur.
Atas saran dan permintaan dari Lutung Kasarung pinangan Raja Pule Bahas agar supaya diterima saja. Namun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh raja Pule Bahas. Salah satunya ialah dalam pertemuan pengantin nanti Lutung Kasarung harus turut mendampingi Dewi Ciporoso.
Pada waktu pertemuan pengantin berlangsung, Raja Pule Bahas selalu diganggu oleh Lutung Kasarung yang selalu mendampingi Dewi Ciptoroso. Oleh sebab itu Raja Pule Bahas marah dan memukul Lutung Kasarung. Namun Lutung Kasarung telah siap berkelahi melawan Raja Pule Bahas.
Pertarungan Raja Pule Bahas dengan Lutung Kasarung terjadi sangat seru. Namun karena kesaktian dari Luung Kasarung, akhirnya Raja Pule Bahas gugur dicekik dan digigit oleh Lutung Kasarung.
Tatkala Raja Pule Bahas gugur maka Lutung Kasarung pun langsung menjelma menjadi Raden Kamandaka, dan langsung mengenkan pakaian kebesaran Kerajaan Pajajaran dan mengaku namanya Banyak Cotro. Kini Adipatih Pasir Luhur pun mengetahui hal yang sebenarnya adalah Raden Kamandaka dan Raden Kamandaka adalah Banyak Cotro dan Banyak Cotro adalah Lutung Kasarung putra mahkota dari kerajaan Pajajaran. Dan akhirnya ia dikawinkan dengan Dewi Ciptoroso.
Namun karena Raden Kamandaka sudah cacat pada waktu adu ayam dengan Silihwarni kena keris Kujang Pamungkas maka Raden Kamandaka tidak dapat menggantikan menjadi raja di Pajajaran.
Karena tradisi kerajaan Pajajaran, bahwa putra mahkota yang akan menggantikan menjadi raja tidak boleh cacat karena pusaka Kujang Pamungkas. Sehingga setelah ia dinikahkan dengan Dewi Ciptoroso, Raden Kamandaka hanya dapat menjadi Adipatih di Pasir Luhur Menggantikan mertuanya. Sedangkan yang menjadi Raja di Pajajaran adalah Banyak Blabur.

Sangkuriang



Pada jaman dahulu, tersebutlah kisah seorang puteri raja di Jawa Barat bernama Dayang Sumbi.Ia mempunyai seorang  anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Anak tersebut sangat gemar berburu.
Ia berburu dengan ditemani oleh Tumang, anjing kesayangan istana. Sangkuriang tidak tahu, bahwa anjing itu adalah titisan dewa dan juga bapaknya.
Pada suatu hari Tumang tidak mau mengikuti perintahnya untuk mengejar hewan buruan. Maka anjing tersebut diusirnya ke dalam hutan.
Ketika kembali ke istana, Sangkuriang menceritakan kejadian itu pada ibunya. Bukan main marahnya Dayang Sumbi begitu mendengar cerita itu. Tanpa sengaja ia memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi yang dipegangnya. Sangkuriang terluka. Ia sangat kecewa dan pergi mengembara.
Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali dirinya. Ia selalu berdoa dan sangat tekun bertapa. Pada suatu ketika, para dewa memberinya sebuah hadiah. Ia akan selamanya muda dan  memiliki kecantikan abadi.
Setelah bertahun-tahun mengembara, Sangkuriang akhirnya berniat untuk kembali ke tanah airnya. Sesampainya disana, kerajaan itu sudah berubah total. Disana dijumpainya seorang gadis jelita, yang tak lain adalah Dayang Sumbi. Terpesona oleh kecantikan wanita tersebut maka, Sangkuriang melamarnya.  Oleh karena pemuda itu sangat tampan, Dayang Sumbi pun sangat terpesona padanya.
Pada suatu hari Sangkuriang minta pamit untuk berburu. Ia minta tolong Dayang Sumbi untuk merapikan ikat kepalanya. Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi demi melihat bekas luka di kepala calon suaminya. Luka itu persis seperti luka anaknya yang telah pergi merantau. Setelah lama diperhatikannya, ternyata wajah pemuda itu sangat mirip dengan wajah anaknya. Ia menjadi sangat ketakutan.
Maka kemudian ia mencari daya upaya untuk menggagalkan proses peminangan itu. Ia mengajukan dua buah syarat. Pertama, ia meminta pemuda itu untuk membendung sungai Citarum. Dan kedua, ia minta Sangkuriang untuk membuat sebuah sampan besar untuk menyeberang sungai itu. Kedua syarat itu harus sudah dipenuhi sebelum fajar menyingsing.
Malam itu Sangkuriang melakukan tapa. Dengan kesaktiannya ia mengerahkan mahluk-mahluk gaib untuk membantu menyelesaikan pekerjaan itu. Dayang Sumbi pun diam-diam mengintip pekerjaan tersebut. Begitu pekerjaan itu hampir selesai, Dayang Sumbi memerintahkan pasukannya untuk menggelar kain sutra merah di sebelah timur kota.
Ketika menyaksikan warna memerah di timur kota, Sangkuriang mengira hari sudah menjelang pagi. Ia pun menghentikan pekerjaannya. Ia sangat marah oleh karena itu berarti ia tidak dapat memenuhi syarat yang diminta Dayang Sumbi.
Dengan kekuatannya, ia menjebol bendungan yang dibuatnya. Terjadilah banjir besar melanda seluruh kota. Ia pun kemudian menendang sampan besar yang dibuatnya. Sampan itu melayang dan jatuh menjadi sebuah gunung yang bernama "Tangkuban Perahu."